Sebelum terinci lebih jauh mengenai bagaimana cara menangani limbah laboratorium, ada baiknya mengingat kembali apakah definisi limbah. Definisi limbah adalah produk buangan yang telah dipakai. Sedang produk limbah laboratorium secara umum adalah limbah bahan kimia. Definisi limbah bahan kimia sendiri adalah buangan bahan kimia yang telah dipakai, campuran bahan kimia atau bahan kimia yang belum dipakai namun sudah rusak.

Laboratorium merupakan salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar.Sumber limbah tersebut antara lain dari :
� Bahan baku kadaluarsa
� Bahan habis pakai (misal eluan dan medium biakan yang tidak terpakai)
� Produk proses di laboratorium (misal sisa spesimen)
Berkaitan dengan pembuangan limbah ini, bukan hanya ketentuan hukum saja yang mengatur dan menjerat, akan tetapi termasuk juga pengertian tanggung jawab pribadi terhadap lingkungan. Sehingga sudah semestinyalah harus ditekankan untuk mengumpulkan dan secara profesional membuang residu bahan kimia.
Potensi Polutan Air (WGK)
Perusahaan besar seperti Merck mencantumkan potensi polutan air terhadap berbagai kelas dengan Wassergefaehrdungsklassen (WGK) berdasarkan bahaya polusi yang ditimbulkan.
Kriteria penilaiannya berdasarkan NWG (nicht wassergefaehrdend) yaitu :
0 = tidak berbahaya untuk air
1 = senyawa penyebab polusi ringan
2 = senyawa penyebab polusi
3 = senyawa penyebab polusi berat
WGK 1
|
WGK 2
|
WGK 3
|
Asam asetat
Alumunium klorida
Besi klorida
Magnesium klorida
Metanol
|
Asetonitril
Klorobenzena
Kobal nitrat
Tembaga(II) sulfat
Timah hitam klorida
|
Benzena
Kadmium klorida
Kloroform
Nikel sulfat
Kalium kromat
|
Definisi Limbah Bahan Kimia Berbahaya adalah Limbah yang mempunyai efek toksik dan berbahaya terhadap manusia.
Adapun klasifikasi pengumpulan limbah labotorium antara lain :
Kelas
|
Jenis
|
A
|
Pelarut organik bebas halogen dan senyawa organik dalam
larutan
|
B
|
Pelarut organik mengandung halogen dan senyawa organik
dalam larutan
|
C
|
Residu padatan bahan kimia laboratorium organik
|
D
|
Garam dalam larutan: lakukan penyesuaian kandungan
kemasan pada pH 6 -8
|
E
|
Residu bahan anorganik beracun dan garam logam berat dan larutannya
|
F
|
Senyawa beracun mudah terbakar
|
G
|
Residu air raksa dan garam anorganik raksa
|
H
|
Residu garam logam; tiap logam harus dikumpulkan secara terpisah
|
I
|
Padatan anorganik
|
J
|
Kumpulan terpisah limbah kaca, logam dan plastik
|
Untuk pelarut organik bebas halogen - kelas A antara lain :
• Aromatic hydrocarbons
• Alcohols
• Ketones
• Esters
• Ethers
• Glycol ethers
Pelarut Organik mengandung Halogen – Kelas B :
• CFC (chlorinated fluorinated hydrocarbons)
• CHC (chlorinated hydrocarbons)
• HHC (halogenated hydrocarbons)
Cara Pengumpulan Limbah Laboratorium
Pembuangan Limbah
- Limbah laboratorium dikumpulkan dan dibuang dalam wadah terpisah menurut tipe bahan kimia yang berkaitan
- Wadah diberi label (A-J)
- Dengan label A-J dipastikan bahan kimia yang terkumpul dalam satu kategori tidak bereaksi satu sama lain
- Pengecekan untuk kandungan asam dan basa
- Sebelum dikumpulkan, lakukan penetralan. Sediakan larutan penetral.
Wadah Cairan Pelarut Organik
� Dapat tahan terhadap bahan kimia yang disimpan
� Tidak mudah pecah/rusak
� Anti-bocor dan rapat gas
� Memiliki sertifikat UN untuk pengangkutan limbah internasional
� Wadah harus ditempatkan di ruang berventilasi baik
� Wadah harus disimpan tertutup rapat untuk mencegah penguapan uap berbahaya
� Pilih wadah yang tepat (mengeliminir kebocoran)
Kemasan untuk limbah asam dan basa:
Kemasan kombinasi, 10 l dengan inliner
1. Corong untuk kemasan baja nirkarat
2. Corong untuk kemasan Kombinasi
3. Corong untuk kemasan PE
2. Corong untuk kemasan Kombinasi
3. Corong untuk kemasan PE
Sedang untuk pelarut organik yang secara umum bersifat mudah terbakar, perlakuan wadah/penampungnya :
• Hindari sumber nyala (api terbuka, loncatan listrik, elektris statis, permukaan panas)
• Grounding (“Bumikan”) wadah penampungan
Persyaratan Wadah
- Harus dalam kondisi baik, tidak rusak, bebas dari korosi dan kebocoran.
- Bentuk, ukuran dan bahan wadah harus sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang hendak dikemas.
- Terbuat dari bahan plastik (HDPE, PP atau PVC), atau bahan logam (teflon, baja, karbon, SS304, SS316 atau SS440) dan tidak bereaksi bereaksi denganlimbah B3 yang disimpannya.
Prinsip Pengemasan Limbah B3 :
- Limbah yang tidak saling cocok, disimpan dalam kemasan berbeda.
- Jumlah pengisian volume limbah harus mempertimbangkan terjadinya pengembangan volume, pembentukan gas atau kenaikan tekanan selama penyimpanan.
- Ganti kemasan yang mengalami kerusakan permanen (korosi atau bocor) dengan kemasan lain.
- Kemasan yang telah berisi limbah ditandai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Kegiatan pengemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus dilaporkan sebagai bagian pengelolaan limbah.
Senyawa Inkompatibel (tidak boleh dicampur)
Senyawa
|
Tidak boleh dicampur dengan
|
Eksplosif atau
menghasilkan
panas, gas atau
substansi yang
mudah menyala
|
Menghasilkan gas toksik, atau tidak stabil atau substansi berbahaya
|
Asam asetat
|
Alkohol, asam kromat, etilen glikol,asam nitrat,
asam perklorat, peroksida, permanganat
|
x
| |
Asetat anhidrat
|
Asam kromat, etilen glikol, asam nitrat, asam perklorat, peroksida, permanganat.
alkohol, air : senyawa yang mengandung hidroksil
|
x
| |
Aseton
|
Campuran asam nitrat / asam sulfat pekat
|
x
| |
Asetilen
|
halogen, tembaga dan alloy nya, silver dan mercury, garam logam berat
|
x
| |
Logam alkali
|
Air, asam, alkohol, halogen, asam halida,oksigen udara,garam, hidrokarbon terhalogenasi, seluruh oksidator, karbondioksida
|
x
| |
Alkil aluminium
|
Air, udara,alkohol
|
x
| |
Aluminium klorida
|
Air, alkohol, hidrida
|
x
| |
Bubuk
Aluminium
|
Semua agen oksidator, asam, alkali,
hidrokarbon halogenasi, peroksida
|
x
| |
Amoniak dan
alkil amina yang
lebih rendah
|
halogen, bubuk logam, asam,
merkuri (dari termometer), kalsium
hipoklorit, asam fluorida
|
x
| |
Ammonium nitrat
|
Asam, bubuk logam, cairan mudah
menyala, klorat, nitrat, sulfur,
senyawa organik bercabang atau
material mudah menyala
|
x
| |
Senyawa arsenik
|
Senyawa pereduksi
|
x
|
Ada beberapa hal yang bisa disimpulkan dari materi diatas seperti :
• Manajemen limbah yang baik mengurangi efek buruk dari material terhadap lingkungan
• Jangan buang limbah langsung ke lingkungan atau ke saluran air (meledak!)
• Limbah juga memberikan potensi polusi terhadap air
• Kelompokan limbah laboratorium berdasarkan klasifikasinya
• Wadah juga harus dipilih yang sesuai dengan limbah yang ditampung
• Perhatikan sifat inkompetibelitas tiap zat kimia yang dibuang yang bisa memunculkan reaksi eksotermis hingga ledakan.