Minggu, 25 November 2012

Pengelolaan Limbah Laboratorium



Sebelum terinci lebih jauh mengenai bagaimana cara menangani limbah laboratorium, ada baiknya mengingat kembali apakah definisi limbah. Definisi limbah adalah produk buangan yang telah dipakai. Sedang produk limbah laboratorium secara umum adalah limbah bahan kimia. Definisi limbah bahan kimia sendiri adalah buangan bahan kimia yang telah dipakai, campuran bahan kimia atau bahan kimia yang belum dipakai namun sudah rusak.
Sedang teori hukum alam yaitu suatu zat tidak ada yang lenyap (nothing vanishes) artinya bahan kimia apapun apabila dibuang tidak akan lenyap dari lingkungan kita. Ada kemungkinan mengubah material dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Akan tetapi material asli dan material yang telah diubah tetap berada di lingkungan kita. Itulah problematika besar bagi kita. Dengan demikian apabila kita menerapkan manajemen limbah yang baik akan mengurangi efek buruk dari material terhadap lingkungan di masa mendatang.

Laboratorium merupakan salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar.Sumber limbah tersebut antara lain dari :
 Bahan baku kadaluarsa
 Bahan habis pakai (misal eluan dan medium biakan yang tidak terpakai)
 Produk proses di laboratorium (misal sisa spesimen)
Berkaitan dengan pembuangan limbah ini, bukan hanya ketentuan hukum saja yang mengatur dan menjerat, akan tetapi termasuk juga pengertian tanggung jawab pribadi terhadap lingkungan. Sehingga sudah semestinyalah harus ditekankan untuk mengumpulkan dan secara profesional membuang residu bahan kimia.

Potensi Polutan Air (WGK)
Perusahaan besar seperti Merck mencantumkan potensi polutan air terhadap berbagai kelas dengan Wassergefaehrdungsklassen (WGK) berdasarkan bahaya polusi yang ditimbulkan.
Kriteria penilaiannya berdasarkan NWG (nicht wassergefaehrdend) yaitu :
0 = tidak berbahaya untuk air
1 = senyawa penyebab polusi ringan
2 = senyawa penyebab polusi
3 = senyawa penyebab polusi berat

WGK 1
WGK 2
WGK 3
Asam asetat
Alumunium klorida
Besi klorida
Magnesium klorida
Metanol
Asetonitril
Klorobenzena
Kobal nitrat
Tembaga(II) sulfat
Timah hitam klorida
Benzena
Kadmium klorida
Kloroform
Nikel sulfat
Kalium kromat

Definisi Limbah Bahan Kimia Berbahaya adalah Limbah yang mempunyai efek toksik dan berbahaya terhadap manusia.
Adapun klasifikasi pengumpulan limbah labotorium antara lain :
Kelas
Jenis
A
Pelarut organik bebas halogen dan senyawa organik dalam
larutan
B
Pelarut organik mengandung halogen dan senyawa organik
dalam larutan
C
Residu padatan bahan kimia laboratorium organik
D
Garam dalam larutan: lakukan penyesuaian kandungan
kemasan pada pH 6 -8
E
Residu bahan anorganik beracun dan garam logam berat dan larutannya
F
Senyawa beracun mudah terbakar
G
Residu air raksa dan garam anorganik raksa
H
Residu garam logam; tiap logam harus dikumpulkan secara terpisah
I
Padatan anorganik
J
Kumpulan terpisah limbah kaca, logam dan plastik

Untuk pelarut organik bebas halogen - kelas A antara lain :
• Aliphatic and alicyclic hydrocarbons
• Aromatic hydrocarbons
• Alcohols
• Ketones
• Esters
• Ethers
• Glycol ethers

Pelarut Organik mengandung Halogen – Kelas B :
• CFC (chlorinated fluorinated hydrocarbons)
• CHC (chlorinated hydrocarbons)
• HHC (halogenated hydrocarbons)

Cara Pengumpulan Limbah Laboratorium
Pembuangan Limbah
  • Limbah laboratorium dikumpulkan dan dibuang dalam wadah terpisah menurut tipe bahan kimia yang berkaitan 
  • Wadah diberi label (A-J) 
  • Dengan label A-J dipastikan bahan kimia yang terkumpul dalam satu kategori tidak bereaksi satu sama lain 
  • Pengecekan untuk kandungan asam dan basa 
  • Sebelum dikumpulkan, lakukan penetralan. Sediakan larutan penetral.
Wadah Cairan Pelarut Organik
 Dapat tahan terhadap bahan kimia yang disimpan
 Tidak mudah pecah/rusak
 Anti-bocor dan rapat gas
 Memiliki sertifikat UN untuk pengangkutan limbah internasional
 Wadah harus ditempatkan di ruang berventilasi baik
 Wadah harus disimpan tertutup rapat untuk mencegah penguapan uap berbahaya
 Pilih wadah yang tepat (mengeliminir kebocoran)

Kemasan untuk limbah asam dan basa:
Kemasan kombinasi, 10 l dengan inliner
1. Corong untuk kemasan baja nirkarat
2. Corong untuk kemasan Kombinasi
3. Corong untuk kemasan PE
1                                     2                                  3
Sedang untuk pelarut organik yang secara umum bersifat mudah terbakar, perlakuan wadah/penampungnya :
• Hindari sumber nyala (api terbuka, loncatan listrik, elektris statis, permukaan panas)
• Grounding (“Bumikan”) wadah penampungan

Persyaratan Wadah
  • Harus dalam kondisi baik, tidak rusak, bebas dari korosi dan kebocoran. 
  • Bentuk, ukuran dan bahan wadah harus sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang hendak dikemas. 
  • Terbuat dari bahan plastik (HDPE, PP atau PVC), atau bahan logam (teflon, baja, karbon, SS304, SS316 atau SS440) dan tidak bereaksi bereaksi denganlimbah B3 yang disimpannya.
Prinsip Pengemasan Limbah B3 :
  1. Limbah yang tidak saling cocok, disimpan dalam kemasan berbeda.
  2. Jumlah pengisian volume limbah harus mempertimbangkan terjadinya pengembangan volume, pembentukan gas atau kenaikan tekanan selama penyimpanan. 
  3. Ganti kemasan yang mengalami kerusakan permanen (korosi atau bocor) dengan kemasan lain. 
  4. Kemasan yang telah berisi limbah ditandai sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 
  5. Kegiatan pengemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus dilaporkan sebagai bagian pengelolaan limbah.

Senyawa Inkompatibel (tidak boleh dicampur)


Senyawa


Tidak boleh dicampur dengan
Eksplosif atau
menghasilkan
panas, gas atau
substansi yang
mudah menyala
Menghasilkan gas toksik, atau tidak stabil atau substansi berbahaya
Asam asetat
Alkohol, asam kromat, etilen glikol,asam nitrat,
asam perklorat, peroksida, permanganat

x

Asetat anhidrat
Asam kromat, etilen glikol, asam nitrat, asam perklorat, peroksida, permanganat.
alkohol, air : senyawa yang mengandung hidroksil
x

Aseton
Campuran asam nitrat / asam sulfat pekat
x

Asetilen
halogen, tembaga dan alloy nya, silver dan mercury, garam logam berat
x

Logam alkali
Air, asam, alkohol, halogen, asam halida,oksigen udara,garam, hidrokarbon terhalogenasi, seluruh oksidator, karbondioksida
x

Alkil aluminium
Air, udara,alkohol
x

Aluminium klorida
Air, alkohol, hidrida
x

Bubuk
Aluminium
Semua agen oksidator, asam, alkali,
hidrokarbon halogenasi, peroksida
x

Amoniak dan
alkil amina yang
lebih rendah
halogen, bubuk logam, asam,
merkuri (dari termometer), kalsium
hipoklorit, asam fluorida
x

Ammonium nitrat
Asam, bubuk logam, cairan mudah
menyala, klorat, nitrat, sulfur,
senyawa organik bercabang atau
material mudah menyala
x

Senyawa arsenik
Senyawa pereduksi

x

Ada beberapa hal yang bisa disimpulkan dari materi diatas seperti :
• Manajemen limbah yang baik mengurangi efek buruk dari material terhadap lingkungan
• Jangan buang limbah langsung ke lingkungan atau ke saluran air (meledak!)
• Limbah juga memberikan potensi polusi terhadap air
• Kelompokan limbah laboratorium berdasarkan klasifikasinya
• Wadah juga harus dipilih yang sesuai dengan limbah yang ditampung
• Perhatikan sifat inkompetibelitas tiap zat kimia yang dibuang yang bisa memunculkan reaksi eksotermis hingga ledakan.

Penanganan Tumpahan Bahan Kimia


Penanganan Tumpahan Bahan Kimia


Asam  Sulfat, H2SO4
Jangan sentuh tumpahan asam karena dapat merusak kulit atau pakaian dan lantai. Netralkan tumpahan dengan larutan Soda atau kapur tohor, sebelum disiram dengan air. Beri ventilasi. Hati – hati terhadap tempat rendah (uap lebih berat dari pada udara). Pakai alat pelindung diri dalam menangani tumpahan asam.

Asam Klorida, HCl
Penanganan kebocoran gas atau tumpahan larutan HCl harus memakai alat pelindung diri, terutama pelindung pernafasan dan kulit. Uap dapat disemprot dengan air. Tumpahan yang tidak diambil dinetralkan dengan soda atau kapur tohor. Siram dengan air.

Asam Perklorat, HClO4
Setiap tumpahan asam perklorat di laboratorium segera harus diencerkan dengan airt. Tumpahan asam tidak boleh di lap dengan kain atau bahan selulosa lain, karena akan terbakar. Lantai bekas tumpahan dapat disiram dengan air. Jangan menyentuh tumpahan asam

Hidrogen Peroksida, H2O2
Gunakan alat pelindung diri dalam menangani kebocoran/tumpahan, beri ventilasi di daerah kerja. Jangan sentuh cairan. Sedikit tumpahan dapat disiram dengan air. Tumpahan jumlah banyak dapat diserap dengan tanah atau pasir. Jauhkan material yang mudah terbakar.

Asam Florida, HF
Penanganannya dapat ditangani oleh personel  yang  memakai alat pelindung diri. Jangan menyentuh bahan yang tertumpah. Serap Tumpahan yang terjadi dengan tanah, pasir atau lainnya yang inert. Uap HF dapat dibersihkan dengan semprotan air.

Asam Nitrat, HNO3
Isolasi daerah kebocoran / tumpahan, beri ventilasi dan tanda larangan masuk. Pakai alat pelindung diri. Jauhkan bahan mudah terbakar. Gunakan air untuk menyemprot uap atau untuk pendingin. Sedikit tumpahan dapat diserap dengan tanah atau pasir (non combustible). Tumpahan yang banyak dapat dinetralkan dahulu dengan Ca(OH)2 atau NaHCO3 sebelum dibuang secara khusus.

Asam Sianida, HCN
Pembersihan dilakukan oleh personel yang dilengkapi  dengan alat perlindungan diri. Matikan sumber api. Jangan sentuh HCN. Hindarkan agar Sianida tidak masuk ruangan tertutup. Hentikan kebocoran bila mungkin. Kebocoran cairan dapat diserap dengan penyerap (tanah atau pasir). Bekas tumpahan dapat disiram dengan air
  
 Benzena, C6H6
Gunakan  alat pelindung diri dalam menangani bahan tertumpah, beri ventilasi yang baik. Matikan atau singkirkan semua sumber penyalaan. Tumpahan jangan dibuang ke perairan, tutup tumpahan dengan pasir untuk kemudian dibakar.Bila tumpahan cukup banyak panggil pemadam kebakaran.

Toluena, C6H5CH3
Batasi daerah tumpahan. Pakai alat pelindung diri, matikan api atau sumber penyalaan. Beri ventilasi. Jangan dibuang ke sungai atau perairan. Tumpahan dapat diserap dengan pasir.Bila terjadi kebocoran besar, siapkan pasukan pemadam kebakaran.

Xilena, C6H4(CH3)2
Batasi daerah, beri ventilasi, pakailah pakaian pelindung. Ambil atau matikan semua sumber penyalaan. Cegah tumpahan mengalir ke dalam sungai. Tumpahan dapat diserap dengan pasir untuk kemudian dapat dibakar.

Fenol, C6H5OH
Batasi daerah kebocoran dan sediakan alat proteksi dan ventilasi. Singkirkan sumber panas atau api. Bahan tertumpah segera dikumpulkan dan diserap dengan pasir kering untuk dikuburkan secara aman. Cegah masuk ke dalam perairan, karena amat beracun.

Formaldehida, CH2O
Untuk membersihkannya, pekerja harus memakai alat pelindung diri. Beri ventilasi tempat kebocoran, dan singkirkan sumber – sumber pemanas atau penyalaan. Tumpahan dapat diserap dengan tanah dan pasir kering. Jangan menyentuh bahan.Uapnya  dapat disemprot dengan air.

Piridin, C5H5N
Batasi tumpahan, gunakan alat pelindung diri. Matikan nyala api atau pindahkan sumber pemanas. Jangan sentuh bahan dan cegah agar tidak terbuang ke dalam sungai.

Metanol, CH3OH
Pakailah alat pelindung diri terutama masker dan gloves. Matikan nyala api dan jauhkan sumber pemanas dan penyalaan. Jangan menyentuh metanol. Lakukan pengambilan bahan kembali (recovery), bila tidak mungkin tutup dengan pasir atau absorbent yang kemudian dapat dibakar.

Asetonitril, C2H3N
Gunakan alat pelindung diri seperti pakaian, gloves dan respirator yang tepat untuk menangani bahan tumpahan. Bahan tumpahan dapat diserap dengan kertas dan dibakar. Bekas tumpahan dapat dicuci dengan air sabun.

Dietil Eter, C4H10O
Bila ada eter tumpahan, segera matikan nyala api dan jauhkan sumber penyalaan. Siapkan pemadam kebakaran. Beri ventilasi, serap tumpahan ke dalam pasir.,  untuk kemudian dibakar di tempat aman. Hindari tumpahan masuk  ke dalam perairan atau sungai.

Heksana, C6H14
Hilangkan adanya sumber pemanas, karena uap dapat menuju titik nyala. Pakai alat pelindung diri seperti gloves, perisai muka dan respirator dengan kanister. Tumpahan dapat diserap pada kertas dan dibakar di tempat terbuka. Tumpahan jangan dibuang ke sungai.

Propil Alkohol, C3H8O
Bila terjadi tumpahan, batasi daerah tumpahan, berikan ventilasi dan jauhkan api atau panas dan percikan bunga api. Ambil tumpahan bila mungkin untuk recovery. Bila tidak, serap dengan pasir kemudian dibuang dengan aman. Bekas tumpahan dapat disiram dengan air.

Kloroform, CHCl3
Isolasi daerah kebocoran dan jauhkan orang – orang yang tidak berkepentingan. Beri ventilasi. Serap tumpahan dengan kertas penyerap dan biarkan menguap dalam lemari asam. Bakar kertas di tempat yang aman.

Karbon Tetraklorida, CCl4
Sedikit tumpahan dapat diserap dalam kertas penyerap dan uapkan dalam lemari asam. Kertas bekas dapat dibakar. Lantai bekas tumpahan dapat dicuci dengan air sabun.

Petroleum eter
Segera padamkan atau singkirkan sumber penyalaan atau api. Pakailah alat pelindung diri (goggles & gloves). Semprot dengan bahan pendispersi bila ada agar membentuk emulsi dan semprot dengan air banyak. Bila tak ada bahan pendispersi, serap bahan tumpahan dengan pasir, bawa ke tempat aman dan uapkan atau bakar.

Aseton, C3H6O
Pakailah alat pelindung diri dalam menangani tumpahan bahan, segera pindahkan atau padamkan nyala api. Tumpahan sedikit dapat diserap dalam kertas, uapkan dalam lemari asam.Bakarlah kertas penyerap. Bersihkan lantai dengan siraman air

Rabu, 26 September 2012

Simbol Bahaya di Laboratorium


Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances)

Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama  terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan  konsumer dan kesehatan manusia.

Istilah bahan berbahaya adalah nama umum dan menurut hukum bahan kimia (kemikalia) (Chemicals Law) §19/2 didefinisikan sebagai
  • Bahan berbahaya  atau formulasi menurut hukum kemikalia (Chemicals Law) §3a,
  • Bahan, formulasi dan produk dapat membentuk atau melepaskan bahan atau formulasi berbahaya selama produksi atau penggunaan,
  • Bahan, formulasi dan produk  bersifat mudah meledak
Berikut adalah beberapa definisi yang dapat digunakan untuk memahami tentang masalah hukum :
  • Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia – bagaimana terjadinya di alam atau diproduksi dengan cara sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll)
  • Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya cat, larutan formaldehid dll)
  • Produk adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses produksi. Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk daripada komposisi kimianya  
Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang ditandai dengan simbol-simbol bahaya

Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam
  • Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
  • Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
  • Kombinasi dari keduanya.
Berikut ini dijelaskan simbol-simbol bahaya termasuk notasi  bahaya dan huruf kode (catatan: huruf kode bukan bagian dari simbol bahaya)

Inflammable substances (bahan mudah terbakar)
Bahan mudah terbakar terdiri dari sub-kelompok bahan peledak, bahan pengoksidasi, bahan amat sangat mudah terbakar (extremely flammable substances), dan bahan sangat mudah terbakar (highly flammable substances). Bahan dapat terbakar (flammable substances) juga termasuk kategori bahan mudah terbakar (inflammable substances) tetapi penggunaan simbol bahaya tidak diperlukan untuk bahan-bahan tersebut.



  Explosive (bersifat mudah meledak)

   Huruf kode: E

Bahan dan formulasi  yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain  bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan  propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances
Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat  dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan  dan pengalaman praktis maupun  keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan.

Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3
Sebagai contoh untuk bahan yang dijelaskan di atas adalah 2,4,6-trinitro toluena (TNT)

Oxidizing (pengoksidasi)

Huruf kode: O

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.
Frase-R  untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9
Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat.

Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)


Huruf kode:F+

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas  dengan udara dapat membentuk  suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Frase-R untuk bahan amat sangat  mudah terbakar : R12
Contoh bahan dengan sifat  tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas)

Highly flammable (sangat mudah terbakar)

Huruf kode: F

Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’
 Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar : R11
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang sering digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen pengering.

Flammable (mudah terbakar)

Huruf kode: tidak ada

Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi dengan notasi bahaya ‘flammable’. Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala antara +21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar (flammable)
Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak terpentin.


Bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan

Pengelompokan bahan dan formulasi menurut sifat toksikologinya terdiri dari akut dan efek jangka panjang, tidak bergantung apakah efek tersebut disebabkan oleh pengulangan,  tunggal atau eksposisi jangka panjang. Suatu parameter penting untuk menilai toksisitas akut suatu zat adalah harga LD50 nya yang ditentukan dalam percobaan pada hewan uji. Harga LD50 merefleksikan dosis yang mematikan dalam mg per kg berat badan yang akan menyebabkan kematian 50% dari hewan uji, antara 14 hari setelah one single administration. Akibat desain uji orang dapat membedakan antara pengeluaran (uptake LD50 oral dan digesti melalui sistem gastrointestinal, seta LD50 dermal untuk uptake (pengeluaran) melalui kulit).
Disamping dua hal tersebut ada juga suatu konsentrasi yang mematikan (lethal concentration) LC50 pulmonary (inhalasi) yang  merefleksikan konsentrasi suatu polutan di udara (mg/L) yang akan menyebabkan kematian 50% dari hewan uji dalam waktu antara 14 hari setelah 4 jam eksposisi.
Istilah bahan berbahaya untuk kesehatan termasuk sub-grup bahan bersifat sangat beracun (very toxic substances), bahan beracun (toxic substances) dan bahan berbahaya (harmful substances)

Very toxic (sangat beracun)


Huruf kode: T+
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘very toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau  kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi kriteria berikut:
            LD50 oral (tikus)                                                          25 mg/kg berat badan
            LD50 dermal (tikus atau kelinci)                                 50 mg/kg berat badan
            LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu              0,25 mg/L
            LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap                        0,50 mg/L

Frase-R  untuk bahan sangat beracun : R26, R27 dan R28

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene dan atripin


Toxic (beracun)

Huruf kode: T

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau  kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
            LD50 oral (tikus)                                                          25 – 200 mg/kg berat badan
            LD50 dermal (tikus atau kelinci)                                 50 – 400 mg/kg berat badan
            LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu               0,25 – 1 mg/L
            LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap                        0,50 – 2  mg/L

Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan R25

Bahan dan formulasi yang memiliki sifat
            Karsinogenik                           (Frase-R :R45 dan R40)
            Mutagenik                               (Frase-R :R47)
            Toksik untuk reproduksi         (Frase-R :R46 dan R40) atau
            Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R :R48)

ditandai dengan simbol bahaya ‘toxic substances’ dan kode huruf T.
Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya kanker jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan kontak dengan kulit.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya solven-solven seperti metanol (toksik) dan benzene (toksik, karsinogenik).

Harmful (berbahaya)

Huruf kode: Xn

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘harmful’ memiliki resiko merusak kesehatan sedang  jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan berbahaya  jika memenuhi kriteria berikut:
            LD50 oral (tikus)                                                         200-2000 mg/kg berat badan
            LD50 dermal (tikus atau kelinci)                                  400-2000 mg/kg berat badan
            LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu              1 – 5 mg/L
            LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap                        2 – 20  mg/L

Frase-R untuk bahan berbahaya : R20, R21 dan R22

Bahan dan formulasi yang memiliki sifat
            Karsinogenik                           (Frase-R :R45 dan R40)
            Mutagenik                               (Frase-R :R47)
            Toksik untuk reproduksi         (Frase-R :R46 dan R40) atau
            Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R:R48)
yang tidak diberi notasi toxic, akan ditandai dengan simbol bahaya  ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn.

Bahan-bahan  yang dicurigai memiliki
sifat karsinogenik,
juga akan ditandai dengan simbol bahaya ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn,
            bahan pemeka (sensitizing substances) (Frase-R :R42 dan R43)
diberi label menurut spektrum efek apakah dengan simbol bahaya untuk ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn atau dengan simbol bahaya ‘irritant substances’ dan kode huruf Xi.
Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker dengan probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan kulit.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilen glikol (berbahaya) dan diklorometan (berbahaya, dicurigai karsinogenik).

Bahan-bahan yang merusak jaringan (tissue destroying substances)

‘tissue destroying substances’ meliputi sub-grup bahan korosif (corrosive substances) dan bahan iritan (irritant substances)

Corrosive (korosif)

Huruf kode: C

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan H2SO4 maupun basa seperti larutan NaOH (>2%).

Irritant (menyebabkan iritasi)

Huruf kode : Xi

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.  
Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer.

Bahan berbahaya bagi lingkungan

Huruf kode: N

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi
Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin.